Senin, 26 November 2012









TUGAS ke-1 SOFTSKILL  ILMU  SOSIAL   DASAR
“ Manusia sebagai makhluk sosial dan Budaya ”

Dosen Mata Kuliah :
Didiek Pramono


Nama : Erlin Eliana
NPM : 12611467
Kelas : 2 SA 01



Kata Pengantar

                Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada saya sehingga terwujud makalah Ilmu Sosial Dasar ini. Dalam makalah ini saya mencoba menyajikan materi yang sesuai dengan pembelajaran norma-norma dalam kehidupan sehari-hari.
Semoga makalah ini dapat memenuhi kebutuhan dalam bidang ilmu pengetahuan.



Depok, 26 November 2012



 (Penyusun)


I. Pendahuluan
Secara umum, ilmu sosial budaya dasar bertujuan untuk mengembangkan kepribadian manusia sebaga makhluk sosial ( zoon politicon ) dan sebagai makhluk budaya ( homo humanus ), sehingga mampu menghadapi secara kritis dan berwawasan luas masalah yang mengenai sosial budaya dan permasalahan lingkungan sosial budaya, serta dapat menyelesaikannya dengan baik, tujuan umum ilmu sosial budaya dasar ada beberapa yaitu yang pertama pengembangan kepribadian manusia sebagai makhluk sosial dan makhlik berbudaya, yang kedua kemampuan seseorang menanggapi secara kritis dan berwawasan luas terhadap permasalahan sosial budaya dan permasalahan lingkungan sosial budaya, dan yang terakhir ketiga adalah kemampuan di dalam menyelesaikan secara baik, bijaksana dan obyektif permasalahan – permasalahan di dalam kehidupan bermasyarakat.

Sehingga secara umum kita harus memahami konsep – konsep dasar mengenai manusia sebagai makhluk sosial, dan manusia sebagai makhluk berbudaya memlki daya kritis, wawasan yang luas terhadap permasalahan lingkungan sosial budaya.

1.1  Tujuan
   Untuk memahami proses ilmu sosial yang diterapkan dalam lingkungan masyarakat

1.2 Rumusan Masalah
  • ·    Apa yang dimaksud dengan manusia sebagai makhl;uk sosial dan budaya?
  • ·   Apa saja contoh-contoh budaya lokcal di Indonesia?
  • ·   Apa faktor-faktor yang menyebabkan perubahan kebudayaan ?




II. Pembahasan

 2.1 Pengertian Manusia
Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal atau makhluk yang berakal budi. Istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.
          2.2 Manusia sebagai makhluk individu
    Manusia sebagai makhluk individu artinya manusia sebagai makhluk hidup atau makhluk individu berari setiap manusia berhak atas milik pribadinya sendiri. Hal-hal yang berhubungan dengan hak yang dimiliki bisa disesuaikan dengan lingkungan sekitar. Manusia individu adalah subyek yang mengalami kondisi manusia. Ini dkaitkan dengan lingkungannya melalui indera mereka dengan masyarakat melalui kepribadian mereka dan jenis kelamin mereka serta status sosial. Selama kehidupannya, manusia berhasil melalui tahap bayi, kanak-kanak, remaja, kematangan dan usia lanjut. Deklarasi universal untuk hak asasi diadakan untuk melindungi hak masing-masing individu. Manusia juga sebagai mahkluk individu memiliki pemikiran-pemikiran tentang apa yang menurutnya baik dan sesuai dengan tindakan-tindakan yang akan diambil.      Individu dalam hal ini adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan-peranan yang khas di dalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkahlaku spesifik tentang dirinya. Akan tetapi dalam banyak hal banyak pula persamaan disamping hal-hal yang spesifik tentang dirinya dengan orang lain. Disini jelas bahwa individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas didalam lingkungan sosaialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian, serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Persepsi terhadap individu atau hasil pengamatan manusia dengan segala maknanya merupakan suatu keutuhan ciptaan Tuhan yang mempunyai tiga aspek yang melekat pada dirinya, yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis rohaniah, dan aspek sosial. Apabila terjadi kegoncangan pada salah satu aspek, maka akan membawa akibat pada aspek yang lainnya.
Manusia mempunyai pengaruh penting dalam kelangsungan ekosistem serta habitat manusia itu sendiri, tindakan-tindakan yang diambil atau kebijakan-kebijakan tentang hubungan dengan lingkungan akan berpengaruh bagi dirinya sendiri hingga lingkungan luar. Kemampuan kita untuk menyadari hal tersebut akan menentukan bagaimana hubungan kita sebagai manusia dan lingkungan kita. Hal ini memerlukan pembiasaan diri yang dapat membuat kita menyadari hubungan manusia dengan lingkungan.

 

2.3 Manusia sebagai makhluk sosial

Sepanjang hidupnya setiap individu memiliki kelebihan dan kekurangan ataupin kelemahan. Kelemahan ini menyebabkan manusia sering tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri menyebabkan mereka harus hidup bersama dan bermasyarakat. Manusia sebagai makhluk sosial artinya manusia membutuhkan orang lain dan lingkungan sosialnya sebagai sarana untuk bersosialisasi. Bersosialisasi disini berarti membutuhkan lingkungan sosial sebagai salah satu habitatnya maksudnya tiap manusia saling membutuhkan satu sama lainnya untuk bersosialisasi dan berinteraksi.  Manusia pun berlaku sebagai makhluk sosial yang saling berhubungan dan keterkaitannya dengan lingkungan dan tempat tinggalnya.Manusia bertindak sosial dengan cara memanfaatkan alam dan lingkungan untuk menyempurnakan serta meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Dalam hubungannya dengan lingkungan, manusia merupakan suatu oganisme hidup (living organism). Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi oleh lingkungan bahkan dapat dikatakan, setiap orang berasal dari satu lingkungan, baik lingkungan vertikal (genetika, tradisi), horizontal (geografik, fisik, sosial), maupun kesejarahan. Tatkala seoang bayi lahir, ia merasakan perbedaan suhu dan kehilangan energi, dan oleh kaena itu ia menangis, menuntut agar perbedaan itu berkurang dan kehilangan itu tergantikan. Dari sana timbul anggapan dasar bahwa setiap manusia dianugerahi kepekaan (sense) untuk membedakan (sense of discrimination) dan keinginan untuk hidup. Untuk dapat hidup, ia membutuhkan sesuatu. Alat untuk memenuhi kebutuhan itu bersumber dari lingkungan.

A. Kelompok sosial dan masyarakat multicultural
Macam-macam kelompok sosial antara lain :
a. Kelompok solidaritas mekanik dan kelompok solidaritas organic
b. Gemeinschaft dan gesellschaft
c. Kelompok primer dan kelompok sekunder
d. In group dan out-group

Tata urutan adanya kelompok sosial dalam masyarakat multikultural



 2.4 Manusia sebagai makhluk berbudaya
                    A. Pengertian Budaya
Manusia bersifat berketergantungan dengan lingkungan baik pada alam dan mahkluk hidup lainnya karena tanpa adanya bantuan dari alam dan mahkluk hidup lainnya, manusia tidak dapat hidup, begitu juga manusia mempunyai berbagai budaya, bisa disebut juga hidup seorang  manusia harus berbudaya atau mempunyai budaya sendiri.  Kebudayaan berasal dari Bahasa Sangsekerta budhayah yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atau akal. Budaya atau kebudayaan dalam Bahasa Belanda di istilahkan dengan kata culturur. Dalam bahasa Inggris culture. Sedangkan dalam bahasa Latin dari kata colera. Colera berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan, dan mengembangkan tanah (bertani). Kemudian pengertian ini berkembang dalam arti culture, yaitu sebagai segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam. Indonesia memilki keberagaman golongan,suku bangsa (ras),agama dan adat istiadat. Dari setiap masing-masing keberagaman tersebut timbulah sebuah kebudayaan dari setiap masyarakatnya. Masyarakat juga harus bersosialisasi dengan lingkungan, yang merupakan pendidikan awal suatu interaksi sosial. Hal ini menjadikan manusia harus mempunyai ilmu pengetahuan yang berlandaskan ketuhanan. Karena dengan ilmu tersebut manusia dapat membedakan antara yang hak dengan yang bukan haknya, dan antara kewajiban dan yang bukan kewajibannya. Sehingga norma-norma dalam lingkungan berjalan dengan harmonis dan seimbang.
Contoh-contoh budaya lokal yang ada di Indonesia :
-Kebudayaan lokal masyarakat Sunda
-Kebudayaan lokal masyarakat Jawa
-Kebudayaan lokal masyarakat Batak
-Kebudayaan lokal masyarakat Bugis
-Kebudayaan lokal masyarakat Dayak
-Kebudayaan lokal masyarakat Asmat

Tiga wujud kebudayaan yaitu ,
1. wujud pikiran, gagasan, ide-ide, norma-norma, peraturan,dan sebagainya. Wujud pertama dari kebudayaan ini bersifat abstrak, berada dalam pikiran masing-masing anggota masyarakat di tempat kebudayaan itu hidup;
2. aktifitas kelakuan berpola manusia dalam masyarakat. Sistem sosial terdiri atas aktifitas-aktifitas manusia yang saling berinteraksi, berhubungan serta bergaul satu dengan yang lain setiap saat dan selalu mengikuti pola-pola tertentu berdasarkan adat kelakuan. Sistem sosial ini bersifat nyata atau konkret;
3. Wujud fisik, merupakan seluruh total hasil fisik dari aktifitas perbuatan dan karya manusia dalam masyarakat.

Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan kebudayaan

A.   Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Proses Perubahan Sosial dan Budaya
Perubahan sosial dan budaya dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan kebudayaan terdiri dari faktor yang mendorong dan faktor yang menghambat terjadinya perubahan sosial budaya seperti telah dijelaskan pada bagian sebelumnya. Faktor-faktor itu bisa berasal dari dalam maupun dari luar masyarakat. Berikut diuraikan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan sosial budaya.
Diantara berbagai faktor yang mendorong terjadinya perubahan sosial budaya :
1.      Kontak dengan kebudayaan lain. Masyarakat yang sering melakukan kontak dengan kebudayaan lain akan mengalami perubahan yang cepat. Kontak dengan kebudayaan lain ini berhubungan dengan difusi, yaitu proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari individu ke individu lain atau dari satu masyarakat ke masyarakat lain.
2.      Sistem pendidikan formal yang maju. Pada jaman modern sekolah semakin memegang peran penting dalam melakukan perubahan-perubahan pada para murid yang juga merupakan anggota masyarakat secara keseluruhan. Melalui pendidikan, seseorang diajarkan berbagai kemampuan dan nilai-nilai yang berguna bagi manusia, terutama untuk membuka pikirannya terhadap hal-hal baru.
3.      Toleransi. Perubahan sosial budaya yang cepat akan terjadi pada masyarakat yang sangat toleran terhadap perbuatan atau masyarakat yang berperilaku menyimpang, baik yang positif maupun negatif, dengan catatan bukan merupakan pelanggaran hukum. Masyarakat yang memiliki toleransi cenderung lebih mudah menerima hal-hal yang baru.
4.      Sistem stratifikasi terbuka. Sistem pelapisan sosial terbuka pada masyarakat akan memberikan peluang sebesar-besarnya kepada individu untuk naik ke kelas sosial yang lebih tinggi melalui berbagai usaha yang diperbolehkan oleh kebudayaannya.
5.      Penduduk yang heterogen. Pada masyarakat yang heterogen atau masyarakat yang berbasis latar belakang kebudayaan, ras, dan ideologi  yang beragam akan mudah mengalami pertentangan-pertentangan yang mengundang perubahan. Keadaan ini akan mendorong terjadinya perubahan dalam masyarakat.
6.      Ketidakpuasan masyarakat terhadap berbagai bidang kehidupan. Ketidakpuasan ini, baik dalam sistem kemasyarakatan, ekonomi, politik, dan keamanan, akan mendorong masyarakat melakukan perubahan sistem yang ada dengan cara menciptakan sistem baru agar sesuai dengan kebutuhan-kebutuhannya.
7.      Orientasi ke masa depan. Umumnya masyarakat beranggapan bahwa masa yang akan datang berbeda dengan masa sekarang, sehingga mereka berusaha menyesuaikan diri, baik yang sesuai dengan keinginannya, maupun keadaan yang buruk sekalipun. Untuk itu, perubahan-perubahan harus dilakukan agar dapat menerima masa depan.
8.      Pandangan bahwa manusia harus senantiasa berusaha  untuk memperbaiki hidupnya. Terdapat suatu ajaran atau keyakinan di masyarakat yang menyebutkan bahwa yang dapat mengubah atau memperbaiki keadaan nasib manusia adalah manusia itu sendiri, dengan bimbingan Tuhan.  Jika seseorang ingin berubah niscaya ia harus berusaha. Usaha ini ke arah penemuan-penemuan baru dalam bentuk cara-cara hidup atau pun pola interaksi di masyarakat.
Selain dari itu faktor-faktor yang bisa menghambat perkembangan di masyarakat dari perubahan sosial budaya diantaranya :
1.    Kurang berhubungan dengan masyarakat lain. Masyarakat yang kurang memiliki hubungan dengan masyarakat lain umumnya adalah masyarakat terasing atau terpencil. Dengan keadaan seperti ini, mereka tidak mengetahui perkembangan-perkembangan yang terjadi pada masyarakat lain.
2.    Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat. Keterlambatan perkembangan ilmu pengetahuan di suatu kelompok masyarakat dapat disebabkan karena masyarakat tersebut berada di wilayah yang terasing, sengaja mengasingkan diri atau lama dikuasai (dijajah) oleh bangsa lain sehingga mendapat pembatasan-pembatasan dalam segala bidang.
3.    Sikap masyarakat yang sangat tradisional. Suatu sikap yang mengagung-agungkan tradisi lama serta anggapan bahwa tradisi tidak dapat diubah akan sangat menghambat jalannya proses perubahan, keadaan tersebut akan menjadi lebih parah apabila masyarakat yang bersangkutan dikuasai oleh golongan konservatif.
4.    Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam kuat. Dalam suatu masyarakat, selalu terdapat kelompok-kelompok yang menikmati kedudukan tertentu. Biasanya, dari kedudukan itu mereka mendapatkan keuntungan-keuntungan tertentu dan hak-hak istimewa.
5.    Rasa takut akan terjadi kegoyahan pada integrasi sosial yang telah ada. Integrasi sosial mempunyai derajat yang berbeda. Unsur-unsur luar dikhawatirkan akan menggoyahkan integrasi sosial dan menyebabkan perubahan-perubahan pada aspek tertentu dalam masyarakat.
6.    Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis. Di dalam masyarakat menganggap pandangan hidup atau keyakinan yang telah menjadi ideologi dan dasar integrasi mereka dalam waktu lama dapat terancam oleh setiap usaha perubahan unsur-unsur kebudayaan.
7.    Prasangka pada hal-hal baru atau asing (sikap tertutup). Prasangka seperti ini umumnya terdapat pada masyarakat yang pernah dijajah oleh bangsa-bangsa asing, mereka menjadi sangat curiga terhadap hal-hal yang datang dari luar sebab memiliki pengalaman pahit sebagai bangsa yang pernah dijajah, umumnya unsur-unsur baru yang masuk berasal dari dunia barat.
8.    Adat istiadat (kebiasaan). Adat istiadat atau kebiasaan merupakan pola perilaku anggota masyarakat dalam memenuhi semua kebutuhan pokoknya. Jika kemudian pola-pola perilaku tidak lagi efektif memenuhi kebutuhan pokok, maka akan muncul krisis adat atau kebiasaan, yang mencakup bidang kepercayaan, sistem pencaharian, pembuatan rumah dan cara berpakaian.


III. Penutup
3.2 Kesimpulan

Dari beberapa penjelasan mengenai pengantar ilmu sosial budaya dasar dapat disimpulkan bahwa manusia itu tidak dapat hidup sendiri manusia adalah zoon politicon yang berarti di dalam berkembang kita harus saling melengkapi saling tolong menolong dan tidak dapat hidup sendiri butuh kerja sama bersosialisasi di ruang lingkup masyarakat, manusai juga sebagai makhluk yang berbudaya atau homo humanis yaitu manusia diciptakan memiliki ratio dan sense, manusia juga dapat mengembangkan budaya yang iya miliki dengan cara berbaur atau bergaul dengan suatu kelompok atau di dalam kehidupan berkeluarga.
Di dalam kehidupan juga kita tidak luput dari sebuah permasalahan yang ada di mulai dari masalah sosial, masalah keluarga, masalah budaya,masalah tingkah laku itu semua disebabkan akibat tingkah laku seseorang sendiri,sementara masalah sosial disebabkan karena adanya perbedaan dalam tingkat perkembangan kebudayaan, sifat kependudukannya dan keadaan lingkungan sekitarnya sehngga kita harus menempatkan diri dengan sebaik – baiknya berbaur dengan yang bak agar dapat berfikir dan mengarjakan sesuatu denga cara positif.

3.2 Saran
            Semoga dengan tersusunnya makalah ini dapat memberikan gambaran dan menambah wawasan kita tentang Ilmu Sosial Budaya Dasar ataupun definisi manusia sebagai makhluk sosial dan budaya serta perkembangannya dari waktu ke waktu . Perubahan dan dinamika sosial budaya merupakan gejala yang pasti terjadi pada setiap masyarakat, Harapannya adalah dengan memahami kebudayaan  kita semua dapat menyikapi segala kemajuan dan perkembangannya sehingga dapat berdampak positif bagi kehidupan kita semua . 

Daftar Pustaka

http://agsasman3yk.files.wordpress.com/2009/08
Maryati, Kun dan Juju Suryawati,2001. Sosiologi untuk SMA dan MA Jilid 1-3. Jakarta: Penerbit  Esis
google.com,wikipedia.com

 
  _____________________________________________________________

TUGAS ke-2 SOFTSKILL  ILMU  SOSIAL   DASAR
Proses-proses sosial dan interaksi sosial
Dosen Mata Kuliah :
Didiek Pramono

Nama : Erlin Eliana
NPM : 12611467
Kelas : 2 SA 01


Kata Pengantar

          Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada saya sehingga terwujud makalah ini. Dalam makalah ini saya mencoba menyajikan materi yang sesuai dengan perkembangan zaman yang ada dalam lingkungan masyarakat.
Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-mudahan apa yang kami susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi dan orang lain.


Depok, 26 November 2012
 
  
(Penyusun)
 

I.  Pendahuluan

Lingkungan sosial adalah suatu rangkaian tempat mengenai aspek – aspek yang paling mendasar dan menonjol yang ada di dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial yang memiliki budaya dan permasalahan – permasalahan yang bersifat ada. Dari segi kehidupan, lingkungan sosial berpengaruh sebagai kebutuhan pertumbuhan manusia. Untuk itu dengan melihat realitas, kita harus mampu menyesuaikan diri dengan proses sosial yang ada di lingkungan sekitar kita.

1.2 Rumusan Masalah
  • Apakah pengertian dari proses sosial?
  • Apkah penyebab terjadinya proses sosial?
  • Apakah syarat-syarat terjadinya interaksi sosial?

1.3 Tujuan
  • Untuk mengetahuai penyebab terjadinya proses sosial
  • Untuk mengetahui syarat-syarat terjadinya interaksi sosial
  • Untuk mengetahui macam-macam proses sosial
  • Untuk mengetahui contoh dari proses sosial


II. Pembahasan
2.1 Pengertian proses sosial
Proses sosial adalah setiap interaksi sosial yang berlangsung dalam suatu jangka waktu yang sedemikian rupa hingga menunjukkan pola-pola pengulangan hubungan perilaku dalam kehidupan masyarakat. Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial, karena tanpa interaksi sosial tidak akan mungkin ada kehidupan bersama.Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial(yang juga dapat dinamakan sebagai proses sosial) karena interasi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Contoh sebuah kelompok sosial dalam masyarakat adalah kelompok buruh tani di sebuah pedesaan. Masyarakat di desa tersebut membentuk kelompok untuk mencapai suatu tujuan yang sama yaitu memakmurkan usaha pertanian mereka. Proses sosialisasi, semua pola tindakan individu-individu yang menempati berbagai kedudukan dalam masyarakatnya  yang dikumpai seseorang dalam kehidupannya sehari-hari sejak ia dilahirkan. Para individu dalam masyarakat yang berbeda-beda juga mengalami proses sosialisasi yang berbeda-beda, karena proses itu banyak ditentukan oleh susunan kebudayaan serta lingkungan sosial yang bersangkutan.

2.2    Macam-macam proses sosial
Ada dua macam proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya interaksi sosial, yaitu
·        Proses asosiatif
·        Proses disasosiatif

2.3 Proses-proses sosial Asosiatif
Ø Kerja Sama (Cooperation) 
Kerjasama adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai suatu atau beberapa tujuan bersama. Bentuk kerja sama tersebut berkembang apabila orang dapat digerakan untuk mencapai suatu tujuan bersama dan harus ada kesadaran bahwa tujuan tersebut di kemudian hari mempunyai manfaat bagi semua. Dalam perkembangan selanjutnya, keahlian-keahlian tertentu diperlukan bagi mereka yang bekerja sama supaya rencana kerja samanya dapat terlaksana dengan baik. Kerja sama timbul karena orientasi orang-perorangan terhadap kelompoknya (in-group-nya) dan kelompok lainya ( out-group-nya).  
Fungsi Kerjasama digambarkan oleh Charles H.Cooley ”kerjasama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut; kesadaran akan adanya kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta penting dalam kerjasama yang berguna”. Dalam teori-teori sosiologi dapat dijumpai beberapa bentuk kerjasama yang biasa diberi nama kerja sama (cooperation).
Kerjasama tersebut lebih lanjut dibedakan lagi dengan:
1.     Kerjasama Spontan (Spontaneous Cooperation) : Kerjasama yang sertamerta
2.     Kerjasama Langsung (Directed Cooperation) : Kerjasama yang merupakan hasil perintah atasan atau penguasa
3.     Kerjasama Kontrak (Contractual Cooperation) : Kerjasama atas dasar tertentu
4.     Kerjasama Tradisional (Traditional Cooperation) : Kerjasama sebagai bagian atau unsur dari sistem sosial.
 Ada 5 bentuk kerjasama : 
1.     Kerukunan
2.     Perjanjian
3.     Kooptasi (cooptation), yakni suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi
4.     Koalisi (coalition), yakni kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama
5.     Joint venture, yaitu erjasama dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu, misalnya pengeboran minyak, pertambangan batubara, perfilman, perhotelan, dst.  

Ø Akomodasi (Accomodation)
Istilah Akomodasi dipergunakan dalam dua arti yaitu menujuk pada suatu keadaan dan yntuk menujuk pada suatu proses. Akomodasi menunjuk pada keadaan, adanya suatu keseimbangan dalam interaksi antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dalam kaitannya dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Sebagai suatu proses akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan yaitu usaha-usaha manusia untuk mencapai kestabilan. Menurut Gillin dan Gillin, akomodasi adalah suatu perngertian yang di-gunakan oleh para sosiolog untuk menggambarkan suatu proses dalam hubungan-hubungan sosial yang sama artinya dengan adaptasi dalam biologi. Maksudnya, sebagai suatu proses dimana orang atau kelompok manusia yang mulanya saling bertentangan, mengadakan penyesuaian diri untuk mengatasi ketegangan-ketegangan. Akomodasi merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa meng-hancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya.
Tujuan Akomodasi dapat berbeda-beda sesuai dengan situasi yang dihadapinya, yaitu: 
1.     Untuk mengurangi pertentangan antara orang atau kelompok manusia sebagai akibat        perbedaan paham
2.     Mencegah meledaknya suatu pertentangan untuk sementara waktu atau secara temporer
3.     Memungkinkan terjadinya kerjasama antara kelompok sosial yang hidupnya terpisah akibat faktor-faktor sosial psikologis dan kebudayaan, seperti yang dijumpai pada masyarakat yang mengenal sistem berkasta.
4.     mengusahakan peleburan antara kelompok sosial yang terpisah.

Bentuk-bentuk Akomodasi:
1.     Corecion, suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya paksaan
2.     Compromise, bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang ada.
3.     Arbitration, Suatu cara untuk mencapai compromise apabila pihak-pihak yang ber-hadapan tidak sanggup mencapainya sendiri
4.     Conciliation, suatu usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya suatu persetujuan bersama. 
5.     Toleration, merupakan bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formal bentuknya.
6.     Stalemate, suatu akomodasi dimana pihak-pihak yang bertentangan karena mem-punyai kekuatan yang seimbang berhenti pada satu titik tertentu dalam melakukan pertentangannya.
7.     Adjudication, Penyelesaian perkara atau sengketa di pengadilan

Ø Asimilasi (Assimilation
Asimilasi merupakan proses sosial dalam taraf lanjut. Ia ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap, dan proses-proses mental dengan memerhatikan kepentingan dan tujuan bersama.

Faktor-faktor yang dapat mempermudah terjadinya suatu asimilasi adalah : 
1.     Toleransi
2.     Kesempatan-kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi
3.     Sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya
4.     Sikap tebuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat
5.     Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan

Ø Amalgamasi 
Amalgamasi  Merupakan peleburan dua kelompok budaya yang kemudian  melahirkan budaya baru. Biasanya dapat terjadi dengan sukarela maupun dengan pemaksaan  


2.4   Proses Disasosiatif
Proses disasosiatif sering disebut sebagai oppositional proccesses, yang persis halnya dengan kerjasama, dapat ditemukan pada setiap masyarakat, walaupun bentuk dan arahnya ditentukan oleh kebudayaan dan sistem sosial masyarakat bersangkutan.

Ø Persaingan (Competition) 
Persaingan atau competition dapat diartikan sebagai suatu proses sosial dimana individu atau kelompok manusia yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum (baik perseorangan maupun kelompok manusia) dengan cara menarik perhatian publik atau dengan mempertajam prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan.

 Persaingan mempunya dua tipe umum : 
1.     Bersifat Pribadi : Individu, perorangan, bersaing dalam memperoleh kedudukan. Tipe ini dinamakan rivalry.
2.     Bersifat Tidak Pribadi : Misalnya terjadi antara dua perusahaan besar yang bersaing untuk mendapatkan monopoli di suatu wilayah tertentu.

Bentuk-bentuk persaingan : 
1.     Persaingan ekonomi : timbul karena terbatasnya persediaan dibandingkan dengan jumlah konsumen
2.     Persaingan kebudayaan : dapat menyangkut persaingan bidang keagamaan, pendidikan, dan lain-lain
3.     Persaingan kedudukan dan peranan : di dalam diri seseorang maupun di dalam kelompok terdapat keinginan untuk diakui sebagai orang atau kelompok yang mempunyai kedudukan serta peranan terpandang.
4.     Persaingan ras : merupakan persaingan di bidang kebudayaan. Hal ini disebabkan krn ciri-ciri badaniyah terlihat dibanding unsur-unsur kebudayaan lainnya.


Ø Kontraversi (Contravetion
Kontravensi pada hakikatnya merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada antara persaingan dan pertentangan atau pertikaian. Bentuk kontraversi menurut Leo von Wiese dan Howard Becker ada lima, yaitu :
1.     Kontraversi umum meliputi perbuatan seperti penolakan, keenganan, perlawanan, perbuatan menghalang-halangi, protes, gangguang-gangguan, kekerasan, pengacauan rencana
2.     Kontraversi sederhana seperti menyangkal pernyataan orang lain di muka umum, memaki-maki melalui surat selebaran, mencerca, memfitnah, melemparkan beban pembuktian pada pihak lain, dst.
3.     Kontraversi intensif, penghasutan, menyebarkan desas desus yang mengecewakan pihak lain
4.     Kontraversi rahasia, mengumumkan rahasian orang, berkhianat.
5.     Kontraversi taktis, mengejutkan lawan, mengganggu dan membingungkan pihak lain.

Ø Pertentangan (Pertikaian atau conflict)
Pribadi maupun kelompok menyadari adanya perbedaan-perbedaan dengan pihak lain. Ciri tersebut dapat mempertajam perbedaan yang ada hingga menjadi suatu pertentangan atau pertikaian. Penyebab terjadinya pertentangan bisa karena perbedaan antara individu, perbedaan kebudayaan, maupun perbedaan status sosial. Timbulnya pertentangan merupakan pertanda bahwa akomodasi yang sebelumnya telah tercapai.
  
 2.5 Faktor berlangsungnya suatu proses interaksi sosial: 
  • Imitasi
Salah satu segi positifnya adalah bahwa imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku
  • Sugesti
Faktor sugesti berlangsung apabila seseorang memberi suatu pandangan atau suatu sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian diterima oleh pihak lain.

  • Identifikasi
Identifikasi sebenarnya merupakan kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain. Identifikasi sifatnya lebih mendalam daripada imitasi, karena kepribadian seseorang dapat terbentuk atas dasar proses ini.
  • Proses simpati
Sebenarnya merupakan suatu proses dimana seseorang merasa tertarik pada pihak lain. Di dalam proses ini perasaan memegang peranan yang sangat penting, walaupun dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerja sama dengannya.

2.6    Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, menyangkut hubungan antara individu, antara kelompok maupun antara individu dengan kelompok.
Dua Syarat terjadinya interaksi sosial : 
1.     Adanya kontak sosial (social contact), yang dapat berlangsung dalam tiga bentuk.Yaitu antarindividu, antarindividu dengan kelompok, antarelompok. Selain itu, suatu kontak dapat pula bersifat langsung maupun tidak langsung.
2.     Adanya Komunikasi, yaitu seseorang memberi arti pada perilaku orang lain, perasaan-perassaan apa yang ingin disampaikan orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberi reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut.

2.7 Integrasi Sosial
Integrasi berasal dari bahasa inggris "integration" yang berarti kesempurnaan atau keseluruhan. integrasi sosial dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki keserasian fungsi. Definisi lain mengenai integrasi adalah suatu keadaan di mana kelompok-kelompok etnik beradaptasi dan bersikap komformitas terhadap kebudayaan mayoritas masyarakat, namun masih tetap mempertahankan kebudayaan mereka masing-masing. Integrasi memiliki dua pengertian, yaitu :
  • Pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu sistem sosial tertentu
  • Membuat suatu keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu
Sedangkan yang disebut integrasi sosial adalah jika yang dikendalikan, disatukan, atau dikaitkan satu sama lain itu adalah unsur-unsur sosial atau kemasyarakatan. Suatu integrasi sosial di perlukan agar masyarakat tidak terpisah meskipun menghadapi berbagai tantangan, baik merupa tantangan fisik maupun konflik yang terjadi secara sosial budaya. Dan suatu kelompok masyarakat ataupun bangsa akan tetap bersatu.
Menurut pandangan para penganut fungsionalisme struktur sistem sosial senantiasa terintegrasi di atas dua landasan berikut :
  • Suatu masyarakat senantiasa terintegrasi di atas tumbuhnya konsensus (kesepakatan) di antara sebagian besar anggota masyarakat tentang nilai-nilai kemasyarakatan yang bersifat fundamental (mendasar)
  • Masyarakat terintegrasi karena berbagai anggota masyarakat sekaligus menjadi anggota dari berbagai kesatuan sosial (cross-cutting affiliation). Setiap konflik yang terjadi di antara kesatuan sosial dengan kesatuan sosial lainnya akan segera dinetralkan oleh adanya loyalitas ganda (cross-cutting loyalities) dari anggota masyarakat terhadap berbagai kesatuan sosial.

Ada beberapa kekuatan yang relevan dan fungsional dalam integrasi sosial, yaitu homogenitas kelompok, besar kecilnya kelompok, perpindahan fisik, serta efektivitas dan efisiensi komunikasi.

1) Dilihat dari homogenitas kelompok, semakin kecil tingkat kemajemukan suatu masyarakat, maka semakin mudah tercapai integrasi sosial.
2) Menurut besar kecilnya kelompok, semakin kecil kelompok dapat berarti semakin kecil tingkat kemajemukannya, dan biasanya dalam kelompok kecil itu akan diwarnai hubungan-hubungan yang bersifat primer, sehingga dicapai komunikasi yang sangat efektif yang akan berpengaruh pada terciptanya integrasi sosial.
3) Perpindahan fisik, baik datang ke atau keluar dari suatu
kelompok akan memengaruhi tingkat kemajemukan
masyarakat atau kelompok.
4) Efektivitas dan efisiensi komunikasi, yaitu Pengertian bersama yang merupakan dasar terbentuknya integrasi masyarakat, di mana hanya akan dapat tercapai apabila komunikasi dalam masyrakat tersebut menjadi efektif. Apabila kekuatan-kekuatan yang relevan dan fungsional tersebut di atas melem ah, yang terjadi adalah disorganisasi sosial atau ketidakteraturan dalam berbagai segi kehidupan bermasyarakat. Namun jika dibiarkan, yang terjadi kemudian adalah berbagai macam konflik. Apabila konflik yang terjadi tidak terkendali akan mengakibatkan gerakan sentrifugal yang mengancam integrasi. Puncak dari sebuah konflik adalah disintegrasi dalam kelompok masyarakat.

Selain dikatakan adanya faktor yang dapat mendukung terjadinya integrasi sosial, terdapat pula hal-hal yang dapat menghambat proses integrasi sosial berikut ini :

1) Primordialisme
Primordialisme diartikan sebagai suatu pandangan atau paham yang menunjukkan sikap berpegang teguh kepada hal-hal yang sejak semula melekat pada diri individu (dibawa sejak lahir), seperti suku bangsa, ras, agama, ataupun asal usul kedaerahan, oleh seseorang dalam kelompoknya yang kemudian meluas dan berkembang. Dalam masyarakat primordialisme selalu ada dan terjadi, misalnya pada suku bangsa, golongan agama, dan partai. Terjadinya primordialisme ini antara lain disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :

a) Adanya sesuatu yang dianggap istimewa oleh individu dalam suatu kelompok atau perkumpulan sosial.
b) Adanya suatu sikap untuk mempertahankan keutuhan suatu kelompok atau kesatuan sosial terhadap ancaman dari luar.
c) Adanya nilai-nilai yang berkaitan dengan system keyakinan, misalnya nilai-nilai keagamaan, pandangan hidup, dan sebagainya.

Primordialisme yang melekat sebagai identitas suatu golongan atau pengelompokan sosial memang merupakan faktor penting yang dapat memperkuat ikatan golongan atau kelompok yang bersangkutan ketika ada ancaman dari luar kelompok, tetapi sekaligus ia akan membangkitkan prasangka (prejudice) dan permusuhan terhadap kelompok atau golongan yang berada di luar kelompok atau golongannya. Hal ini jelas akan memperbesar jurang saling pengertian dan kerja sama antarkelompok atau antargolongan di dalam masyarakat yang lebih luas. Jika keadaannya demikian, pada giliran berikutnya yang terjadi adalah terganggunya integrasi dan menguatnya potensi konflik antargolongan.

Misalnya disebagian masyarakat Amerika Serikat memiliki pandangan miring terhadap warga kulit putih. Pandangan ini diperkuat karena mayoritas warga Amerika Serikat berkulit putih. Efeknya aktivitas warga kulit hitam dibatasi, termasuk kesempatan untuk terjun ke bidang politik, ekonomi, dan sebagainya.

2) Etnosentrisme (Fanatisme Suku Bangsa)
Etnosentrisme merupakan suatu sikap menilai kebudayaan masyarakat lain dengan menggunakan ukuran-ukuran yang berlaku di masyarakatnya. Karena yang dipakai adalah ukuran-ukuran yang berlaku di dalam masyarakatnya, maka orang akan selalu menganggap kebudayaannya mempunyai nilai yang lebih tinggi daripada kebudayaan masyarakat lain. Misalnya Ali sebagai orang Jawa yang selalu menganggap suku bangsanya sendiri yang paling baik. Ketika ia harus memimpin sebuah organisasi yang anggotanya tidak semua orang yang berasal dari suku Jawa, Ali mulai menunjukkan sikap etnosentrismenya. Ali menunjuk semua pengurus intinya orang-orang yang berasal dari suku Jawa dan suku lain hanyalah sebagai anggota. Namun adanya fanatisme kedaerahan telah menghilangkan pertimbangan- pertimbangan rasional, sehingga yang terjadi justru tindakan-tindakan emosional yang mengarah kepada kerusuhan dan pengrusakan.

Namun demikian, etnosentrisme juga memiliki segi-segi positif antara lain sebagai berikut.
a) Menjaga keutuhan dan kestabilan budaya.
b) Mempertinggi semangat patriotisme dan kesetiaan kepada bangsa.
c) Memperteguh rasa cinta terhadap kebudayaan suatu bangsa.

3) Diskriminasi
 merupakan pembedaan secara sengaja terutama dalam lapangan politik terhadap golongangolongan yang berkaitan dengan kepentingan-kepentingan suatu golongan tertentu. Dalam diskri-minasi, golongan tertentu diperlakukan berbeda dengan golongan-golongan
lain. Pembedaan itu dapat didasarkan pada ras, suku bangsa, agama, serta mayoritas dan minoritas dalam masyarakat. Termasuk juga perlakuan terhadap gender (jenis kelamin), kondisi fisik (kecacatan) yang berbeda, dan tindakan yang cenderung tidak memerhatikan nilai-nilai kemanusiaan merupakan bentuk diskriminasi yang sering tidak disadari oleh masyarakat sendiri. Namun, pada dasarnya hal itu juga merupakan bentuk diskriminasi. Perlakuan yang diskriminatif terhadap suatu golongan tertentu akan sangat mengganggu dan menghambat jalannya integrasi sosial.

4) Politik Aliran
Politik aliran menurut Clifford Geertz merupakan keadaan perpolitikan, di mana partai-partai politik yang ada dikelilingi oleh sejumlah organisasi massa, baik formal maupun informal yang mengikutinya. Partai tersebut mewakili sebuah ideologi yang diperjuangkan. Berkembangnya politik aliran dalam suatu masyarakat majemuk dapat mengakibatkan jurang perbedaan antara kelompok-kelompok aliran yang berbeda itu. Kenyataan ini menjadi potensi terjadinya konflik antara kelompokkelompok tersebut jika tidak diolah dengan baik.

Apabila di dalam masyarakat telah timbul gejala-gejala sosial seperti di atas, maka di dalamnya tidak akan terwujud pola kehidupan yang serasi. Sebab pola kehidupan masyarakat yang serasi dalam arti terwujudnya ketertiban, keamanan, dan sebagainya, hanya dapat dicapai apabila segenap unsur-unsur yang ada di dalam masyarakat yang meskipun berbeda-beda dapat saling menyesuaikan satu dengan yang lain sehingg  terintegrasikan dengan kukuh.


III. Penutup

3.1  Kesimpulan
Berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan pada berbagai faktor yaitu: Imitasi, Sugesti, Identifikasi, Proses simpati.Syarat terjadinya interaksi sosial yaitu adanya kontak sosial dan komunikasi. Semua proses tersebut memiliki kondisi yang berbeda-beda. Namun tetap menjadi mediasi manusia untuk bersosialisasi satu dengan yang lainnya.

3.2  Saran
Kita semua menyadari bahwa dalam proses sosial terjadi banyak perubahan dalam kehidupan kita. Perubahan tersebut bisa bersifat mendasar meliputi sendi-sendi kehidupan dasar masyarakat maupun yang hanya bersifat ringan. Dan perubahan sosial tersebut ada yang berdampak positif maupun negatif. Maka dari itu kita harus benar-benar selektif menyaring hal-hal baru yang masuk pada kehidupan kita sebagai hasil dari adanya proses sosial. Agar kita tidak terpengaruh pada hal-hal yang salah dan tidak sesuai dengan moral dan kebudayaan asli bangsa kita.



Daftar Pustaka
google.com,wikipedia.com
http://ssbelajar.blogspot.com/search/label/SOSIOLOGI%20KELAS%20XI
  _______________________________________________________________________________