Rabu, 30 Januari 2013

Two cat in my home Always Together :)














--------------------------------------------------------------------------------------------------
by :

M A K A L AH ILMU SOSIAL DASAR (SOFTSKILL)



TUGAS ke-3
M A K A L AH
ILMU SOSIAL DASAR
(S O F T S K I L L)
Kerukunan Umat Beragama

 Nama : Erlin Eliana



NPM : 12611467

Kelas : 2 SA 01 (Sastra Inggris)



U N I V E R S I T A S

G U N A D A R M A






Pendahuluan



Latar Belakang

Keberadaan agama di Indonesia menjadi sebuah pertanyaan apakah menjadi suatu pertentangan. Hal ini mengingatkan kita akan fungsi dari agama itu sendiri. Agama merupakan pandangan dan pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari, termasuk hidup berorganisasi. Tantangan Etika Global dalam kehidupan beragama ialah melaksanakan fungsi-fungsi agama  dalam bidang budaya, pendidikan, filosofi, maupun sosial secara benar dan mengembangkan keyakinan untuk mensosialisasikan ajaran agama kepada pemeluknya serta mengaktualisasikan ajaran agama secara utuh. . Kesadaran terhadap kemajemukan bangsa Indonesia telah menyadarkan kita, bahwa sebagai bangsa Indonesia kita harus saling menghargai, saling menghormati dengan penuh toleransi dan rukun. Dalam makalah ini akan dijelaskan bagaimana kerukunan dapat hadir dan bertahan di setiap lapisan masyarakat.

  Tujuan :
-Mengeathui makna beragama yang sesungguhnya
-Mengetahui pendapat para ahli mengenai kerukunan umat beragama


Bab II
Pembahasan

Seperti yang telah kita ketahui bahwa di Indonesia terdapat berbagai macam suku bangsa, adat istiadat hingga berbagai macam agama dan aliran kepercayaan. Kenyataan ini menuntut adanya kesadaran dari setiap pemeluk agama untuk menjaga keharmonisan hubungan di antara mereka. Dengan kondisi sosiokultur yang begitu heterogen dibutuhkan sebuah ideologi yang netral namun dapat mengayomi berbagai keragaman yang ada di Indonesia. Dapat dipahami dalam perspektif ilmu-ilmu sosial, pada dasarnya kerukunan dalam konteks kerukunan kehidupan umat beragama adalah sebagai proses dimana unsur-unsur yang saling berbeda (orientasi pemikiran, wawasan-pandangan, pemahaman dan pengalaman agama dalam suatu masyarakat) dapat mencapai keserasian dan keharmonisan dalam kehidupan nyata di masyarakat tersebut.

Pengertian Kerukunan Umat Beragama
Kerukunan umat beragama adalah Suatu kondisi sosial dimana semua golongan agama bisa hidup bersama-sama tanpa mengurangi hak dasar masing-masing untuk melaksanakan kewajiban agamanya.  Masing-masing dapat hidup sebagai pemeluk agama yang baik dalam keadaan rukun dan damai.
Secara pasif makna kerukunan adalah menjaga agar hidup rukun, sedangkan secara aktif berarti melakukan praktik atau usaha yang dapat mengakibatkan timbulnya kerukunan. Makna secara aktif ini dapat dilakukan dengan kegiatan yang bersifat sosial kemanusiaan, diskusi, dan musyawarah.

  
Pendapat Mengenai Kerukunan dalam Agama Buddha
Agama Buddha dalam sejarah perkembangannya telah menunjukkan bahwa agama Buddha pada masa kejayaan Sriwijaya, Majapahit maupun pada masa kerajaan Mataram Kuno telah mampu mempersatukan dan membina kerukunan hidup antar umat beragama, sehingga terwujud persatuan dan kesatuan bangsa.
Hal ini menujukkan bahwa di mana telah terbina kerukanan hidup antar umat beragama, maka di sana akan terwujud persatuan dan kesatuan dan selanjutnya apabila persatuan dan kesatuan telah terwujud maka di situ akan dapat dibangun sebuah kerajaan yang jaya.
Memahami arti pentingnya kerukunan hidup antar umat beragama dan persatuan dan kesatuan, maka dipandang perlu untuk diuraikan fakta sejarah perkembangan agama Buddha dalam memberikan konstribusi bagi terwujudnya sebuah kerukunan.
Upaya yang dapat ditempuh umat Buddha dalam rangka menuju terciptanya dan melestarikan kerukunan tersebut adalah dengan meningkatkan Moral, Etika, dan Akhlak bangsa yang disebut sila. Moral adalah ajaran tentang hal yang baik dan buruk, yang menyangkut tingkah laku dan perbuatan manusia. Moral dalam manifestasinya dapat berupa aturan, prinsip-prinsip, benar dan baik, terpuji dan mulia. Kerukunan beragama yang kita kehendaki merupakan kerukunan yang autentik dan dinamis . Dimana sebuah agama dapat menunjukkan identitas diri seseorang.
Dan menurut saya dalam membina kerukunan hidup umat beragama, pemerintah seharusnya dapat mengambil beberapa kebijaksanaan, antara lain sebagai berikut :
a.       Membimbing umat beragama agar makin meningkat keimanan dan ketaqwaan
b.      Melayani dan menyediakan kemudahan bersosialisasi bagi penganut agama Islam , Kristen Protestan, Katolik, Hindu dan Buddha
c.       Tidak mencampuri urusan akidah/dogma dan syariat/ibadah sesuatu agama
d.      Melindungi semua agama dari penyalahgunaan dan penodaan

Pendapat Mengenai kerukunan umat beragama menurut ahli Buddha
 Bhikkhu Jotidhammo Mahathera berharap umat Buddha ditanah air tidak hanya membangun fisik tempat ibadah saja, tetapi yang lebih utama perlu dibangun mental umat itu sendiri. Agama Buddha dipenuhi dengan semangat kebebasan untuk melakukan penyelidikan dan kesempurnaan toleransi.


Bab III

Penutup



Semua pemeluk agama memang harus mawas diri. Yang harus disadari adalah bahwa mereka hidup dalam sebuah masyarakat dengan keyakinan agama yang beragam. Dengan demikian, semestinya tak ada satu kelompok pemeluk agama yang mau menang sendiri. . Memahami kerukunan dapat dilihat segi pasif dan aktif. Banyak manfaat baik sebagai hasil dari kerukunan tersebut. Selain itu, kerukunan hidup antar umat beragama ini akan memberikan kontribusinya bagi terwujudnya sebuah kepemimpinan yang adil dan makmur. Semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai ilmu pengetahuan.




 ---------------------------------------------Penyusun-----------------------------------------






 Daftar Pustaka

http://green-sarijo.blogspot.com/2012/03/kerukunan-umat-beragama-dalam-agama.html