Makalah
Analisis Keuangan
Mata
Kuliah Softskill Kewirausahaan
Bab I
Pendahuluan
Penggunaan atau pebgelolaan system dana
darahkan dalam cara menemukan peluang untuk meraih keunggulan dalam bersaing
dengan kegiatan usaha yang lain . Kemudian, dalam penyusunan dan
pengimplementasiannya, karena pasar harus kita anggap sebagai medan perang
bisnis antar-perusahaan sejenis, di mana kita ikut bertempur di dalamnya, maka
kita harus paham dengan teknik bertempur di medan bisnis dengan bekal analisis
keuangan ini.
Bab II
Pembahasan
Analisis
Keuangan
Tujuan
analisis keuangan
Analisis
keuangan seringkali menilai suatu usaha berdasarkan :
- Profitabilitas adalah kemampuan perseroan untuk menghasilkan suatu keuntungan dan menyokong pertumbuhan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Profitabilitas perseroan biasanya dilihat dari laporan laba rugi perseroan (income statement) yang menunjukkan laporan hasil kinerja perseroan.
- Solvabilitas adalah kemampuan perseroan untuk memenuhi seluruh kewajibannya, yang diukur dengan membuat perbandingan seluruh kewajiban terhadap seluruh aktiva dan perbandingan seluruh kewajiban terhadap ekuitas
- Likuiditas adalah kemampuan perseroan untuk memenuhi kewajiban lancarnya yang diukur dengan menggunakan perbandingan antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar.
- Stabilitas adalah kemampuan perseroan dalam mempertahankan usahanya dalam jangka waktu panjang tanpa harus menderita kerugian. Untuk menilai stabilitas perseroan digunakan laporan laba rugi dan neraca keuangan (balance sheet) perseroan serta berbagai indikator keuangan dan non keuangan lainnya.
1.
BEP
ANALISIS
BREAK EVEN POINT
Anlisis
BEP dapat memberikan hasil yang memadai, apabila asumsi berikut terpenuhi :
-
Perilaku penerimaan dan pengeluaran dilukiskan dengan akurat dan bersifat
sepanjang rentang yang relevan
-Biaya
dapat dipisahkan antara biaya tetap dan biaya variabel
-Efisiensi
dan produktivitas tidak berubah
-Harga
jual tidak berubah
-
Biaya- biaya tidak berubah
-Bauran
penjualan akan konstan
-
Tidak ada perbedaan yang signifikan antara persediaan awal dan persediaan akhir
Dalam
menyusun perhitungan BEP, kita perlu menentukan dulu 3 elemen dari rumus BEP
yaitu :
1.
Fixed Cost (Biaya tetap) yaitu biaya yang dikeluarkan untuk menyewa tempat
usaha, perabotan, komputer dll. Biaya ini adalah biaya yang tetap kita harus
keluarkan walaupun kita hanya menjual 1 unit atau 2 unit, 5 unit, 100 unit atau
tidak menjual sama sekali
2.
Variable cost (biaya variable) yaitu biaya yang timbul dari setiap unit
penjualan contohnya setiap 1 unit terjual, kita perlu membayar komisi salesman,
biaya antar, biaya kantong plastic, biaya nota penjualan
3.
Harga penjualan yaitu harga yang kita tentukan dijual kepada pembeli
Adapun
rumus untuk menghitung Break Even Point ada 2 yaitu :
1.
Rumus BEP untuk menghitung berapa unit yang harus dijual agar terjadi Break
Even Point :
Total
Fixed Cost
__________________________________
Harga
jual per unit dikurangi variable cost
Contoh
:
Fixed
Cost suatu toko lampu : Rp.200,000,-
Variable
cost Rp.5,000 / unit
Harga
jual Rp. 10,000 / unit
Maka
BEP per unitnya adalah
Rp.200,000
__________
= 40 units
10,000
– 5,000
Artinya
toko ini perlu menjual 40 unit lampu agar terjadi break even point. Pada
pejualan unit ke 41, maka took itu mulai memperoleh keuntungan
2.
Rumus BEP untuk menghitung berapa uang penjualan yang perlu diterima agar
terjadi BEP :
Total
Fixed Cost
__________________________________
x Harga jual / unit
Harga
jual per unit dikurangi variable cost
Dengan
menggunakan contoh soal sama seperti diatas maka uang penjualan yang harus
diterima agar terjadi BEP adalah
Rp.200,000
__________
x Rp.10,000 = Rp.400,000,-
10,000
– 5,000
2. PP
-IRR
-NPV
Net
Present Value
Net Present Value atau biasa dikenal dengan NPV merupakan selisih antara pengeluaran dan pemasukan yang telah didiskon dengan menggunakan sosial opportunity cost of capital sebagai diskon faktor, atau dengan kata lain merupakan arus kas yang diperkirakan pada masa yang akan datang yang didiskonkan pada saat ini. Dengan kata lain NPV merupakan selisih antara present value dari investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang, tingkat bunga yang relevan juga perlu ditentukan untuk menghitung nilai sekarang. Selain itu untuk menghitung NPV juga diperlukan data tentang perkiraan biaya investasi, biaya operasi, dan pemeliharaan serta perkiraan manfaat / benefit dari proyek yang direncanakan.
Kriteria NPV :
NPV > 0 (nol) → usaha/proyek layak (feasible) untuk dilaksanakan
NPV < 0 (nol) → usaha/proyek tidak layak (feasible) untuk dilaksanakan
NPV = 0 (nol) → usaha/proyek berada dalam keadaan BEP dimana
TR=TC dalam bentuk present value.
Net Present Value atau biasa dikenal dengan NPV merupakan selisih antara pengeluaran dan pemasukan yang telah didiskon dengan menggunakan sosial opportunity cost of capital sebagai diskon faktor, atau dengan kata lain merupakan arus kas yang diperkirakan pada masa yang akan datang yang didiskonkan pada saat ini. Dengan kata lain NPV merupakan selisih antara present value dari investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang, tingkat bunga yang relevan juga perlu ditentukan untuk menghitung nilai sekarang. Selain itu untuk menghitung NPV juga diperlukan data tentang perkiraan biaya investasi, biaya operasi, dan pemeliharaan serta perkiraan manfaat / benefit dari proyek yang direncanakan.
Kriteria NPV :
NPV > 0 (nol) → usaha/proyek layak (feasible) untuk dilaksanakan
NPV < 0 (nol) → usaha/proyek tidak layak (feasible) untuk dilaksanakan
NPV = 0 (nol) → usaha/proyek berada dalam keadaan BEP dimana
TR=TC dalam bentuk present value.
Bab
III
Penutup
Dalam hal ini harus diketahui bahwa
saat menganalisis keuangan kita juga memikirkan waktu jangka panjang. Oleh
karena itu kita dituntut untuk mampu mengalokasikan sumber daya secara benar
dan terarah sebagai suatu keunggulan bagi pengaturan keuangan yang akan kita
jalankan.
Demikian makalah ini disampaikan,
semoga bermanfaat bagi kita semua.