Softskill Kewirausahaan
Kewirausahaan
Kewirausahaan
Dosen Mata Kuliah : ROOSHWAN BUDHI UTOMO
Nama :
Erlin Eliana
Kelas :
2 SA 01
BAB I
Pendahuluan
Kata Pengatar
Puji Syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan terwujudnya makalah ini untuk memberikan pengetahuan tentang adanya kewirausahaan. Semua proses sosial timbul karna adanya proses komunikasi yang berjalan baik. Untuk itu, semoga dapat memberikan manfaat yang benar.
Tujuan
-Meungkap
peran kewirausahaan didalam kemajuan suatu negara
BAB II
Pembahasan
Definisi Kewirausahaan
Kewirausahaan (Inggris: Entrepreneurship)
atau Wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan
membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif,
peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari
proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi
risiko atau ketidakpastian.
Peluang-peluang yang dipilih adalah peluang-peluang yang paling memungkinkan
menghasilkan keunggulan kompetitif. Pemikirannya diisi dengan gagasan-gagasan
yang bersifat inovatif serta keinginan untuk menghasilkan yang paling baik
sehingga menciptakan manfaat kepada pembeli/customer dan juga untuk masyarakat,
terutama kepada para pemegang kepentingan / Stake Holders. Lebih tinggi
nilai/manfaat yang dihasilkan lebih tinggi pula imbalan finansial yang
diharapkan.
Keberadaan
kewirausahaan
Kewirausahaan memiliki arti yang
berbeda-beda antar para ahli atau sumber acuan karena berbeda-beda titik berat
dan penekanannya.
Seorang wirausaha
harus dapat memecah tujuan utama perusahaannya. Di luar negeri,
istilah kewirausahaan telah dikenal sejak abad 16, sedangkan di Indonesia baru
dikenal pada akhir abad 20.
Tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan
usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat
peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi,
atau melakukan ‘’franchising’’
. kewirausahaan
dapat dipelajari melalui sistem manajemen strategi. Ada empat kompetensi yang
perlu dimiliki wirausaha, yakni pengetahuan tentang proses produksi, jaringan
usaha, dukungan finansial, dan kemampuan manajemen. Faktor-faktor yang mendorong
perhatian terhadap kewirausahaan, karena penelitian di berbagai negara yang
sudah maju kesempatan kerja dan inovasi-inovasi baru berkaitan dengan pendirian
usaha-usaha kecil dan menengah yang disebut entrepeneurial ventur.
Perhatian terhadap peran kewirausahaan yaitu sebagai
pencipta kesempatan kerja baru, penghasilan baru, inovasi baru,
pembayar-pembayar pajak baru dan secara keseluruhan disebut sebagai sumber
pertumbuhan ekonomi juga sudah menyebar ke negara-negara sedang berkembang
Peran Wirausaha Dalam Perekonomian
Nasional
Seorang wirausaha berperan baik secara
internal maupun eksternal. Secara internal seorang wirausaha berperan dalam
mengurangi tingkat kebergantungan terhadap orang lain, meningkatkan kepercayaan
diri, serta meningkatkan daya beli pelakunya. Secara eksternal, seorang
wirausaha berperan dalam menyediakan lapangan kerja bagi para pencari kerja.
Dengan terserapnya tenaga kerja oleh kesempatan kerja yang disediakan oleh
seorang wirausaha, tingkat pengangguran secara nasional menjadi berkurang. DI Indonesia, kewirausahaan
dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu
saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi,
pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun
pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi
berkembang.
Menurunnya tingkat pengangguran
berdampak terhadap naiknya pendapatan perkapita dan daya beli
masyarakat, serta tumbuhnya perekonomian secara nasional. Selain itu, berdampak
pula terhadap menurunnya tingkat kriminalitas yang biasanya ditimbulkan oleh
karena tingginya pengangguran.
Seorang wirausaha memiliki peran sangat besar dalam
melakukan wirausaha. Peran wirausaha dalam perekonomian suatu negara adalah:
- Menciptakan lapangan kerja
- Mengurangi pengangguran
- Meningkatkan pendapatan masyarakat
- Mengombinasikan faktor–faktor produksi (alam, tenaga kerja, modal dan keahlian)
Sifat-sifat
seorang wirausaha adalah:
- Memiliki sifat keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme.
- Selalu berusaha untuk berprestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik dan memiliki inisiatif.
- Memiliki kemampuan mengambil risiko dan suka pada tantangan.
- Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka terhadap saran dan kritik yang membangun.
- Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki jaringan bisnis yang luas.
- Memiliki persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa depan.
- Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja keras.
Sikap wirausaha
Dari daftar ciri dan sifat watak
seorang wirausahawan di atas, dapat kita identifikasi sikap seorang
wirausahawan yang dapat diangkat dari kegiatannya sehari-hari, sebagai berikut:
Disiplin
Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang
wirausahawan harus memiliki kedisiplinan yang tinggi. Arti dari kata disiplin
itu sendiri adalah ketepatan komitmen wirausahawan terhadap tugas dan
pekerjaannya. Ketepatan yang dimaksud bersifat menyeluruh, yaitu ketepatan
terhadap waktu, kualitas pekerjaan, sistem kerja dan sebagainya. Ketepatan
terhadap waktu, dapat dibina dalam diri seseorang dengan berusaha menyelesaikan
pekerjaan sesuai dengan waktu yang direncanakan. Sifat sering menunda pekerjaan
dengan berbagai macam alasan, adalah kendala yang dapat menghambat seorang
wirausahawan meraih keberhasilan. Kedisiplinan terhadap komitmen akan kualitas pekerjaan
dapat dibina dengan ketaatan wirausahawan akan komitmen tersebut. Wirausahawan
harus taat azas. Hal tersebut akan dapat tercapai jika wirausahawan memiliki
kedisiplinan yang tinggi terhadap sistem kerja yang telah ditetapkan. Ketaatan
wirausahawan akan kesepakatan-kesepakatan yang dibuatnya adalah contoh dari
kedisiplinan akan kualitas pekerjaan dan sistem kerja.
Komitmen Tinggi
Komitmen adalah kesepakatan mengenai
sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun
orang lain. Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki
komitmen yang jelas, terarah dan bersifat progresif (berorientasi pada
kemajuan). Komitmen terhadap dirinya sendiri dapat dibuat dengan identifikasi
cita-cita, harapan dan target-target yang direncanakan dalam hidupnya. Sedangkan
contoh komitmen wirausahawan terhadap orang lain terutama konsumennya adalah
pelayanan prima yang berorientasi pada kepuasan konsumen, kualitas produk yang
sesuai dengan harga produk yang ditawarkan, penyelesaian bagi masalah konsumen,
dan sebagainya.Seorang wirausahawan yang teguh menjaga komitmennya
terhadapkonsumen, akan memiliki nama baik di mata konsumen yang akhirnya
wirausahawan tersebut akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen, dengan dampak
pembelian terus meningkat sehingga pada akhirnya tercapai target perusahaan
yaitu memperoleh laba yang diharapkan.
Jujur
Kejujuran merupakan landasan moral yang kadang-kadang
dilupakan oleh seorang wirausahawan. Kejujuran dalam berperilaku bersifat
kompleks. Kejujuran
mengenai karakteristik produk (barang dan jasa) yang
ditawarkan, kejujuran mengenai promosi yang dilakukan, kejujuran mengenai
pelayanan purnajual yang dijanjikan dan kejujuran mengenai segala kegiatan yang
terkait dengan penjualan produk yan g
dilakukan olehwirausahawan.
Kreatif
dan Inovatif
Untuk memenangkan persaingan, maka seorang
wirausahawan harus memiliki daya kreativitas yang tinggi. Daya kreativitas
tersebut sebaiknya dilandasi oleh cara berpikir yang maju, penuh dengan
gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan produk-produk yang telah ada selama
ini di pasar. Gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat dibatasi oleh
ruang, bentuk ataupun waktu. Justru seringkali ide-ide jenius yangmemberikan
terobosan-terobosan baru dalam dunia usaha awalnya adalah dilandasi oleh
gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya mustahil.
Mandiri
Seseorang dikatakan “mandiri” apabila orang
tersebut dapat melakukan keinginan dengan baik tanpa adanya ketergantungan
pihak lain dalammengambil keputusan atau bertindak, termasuk mencukupi
kebutuhan hidupnya, tanpa adanya ketergantungan dengan pihak lain. Kemandirian
merupakan sifat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan.Pada
prinsipnya seorang wirausahawan harus memiliki sikap mandiri dalam memenuhi
kegiatan usahanya.
Realistis
Seseorang dikatakan realistis bila orang
tersebut mampu menggunakan fakta/realita sebagai landasan berpikir yang
rasional dalam setiap pengambilan keputusan maupun tindakan/ perbuatannyaBanyak
seorang calon wirausahawan yang berpotensi tinggi, namun pada akhirnya
mengalami kegagalan hanya karena wirausahawan tersebut tidak realistis,
obyektif dan rasional dalam pengambilan keputusan bisnisnya. Karena itu
dibutuhkan kecerdasan dalam melakukan seleksi terhadap masukan-masukan/ sumbang
saran yang ada keterkaitan erat dengan tingkat keberhasilan usaha yang sedang
dirintis.
Faktor Kegagalan Dalam Wirausaha
Menurut Zimmerer (dalam Suryana, 2003 : 44-45) ada
beberapa faktor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usaha
barunya:
- Tidak kompeten dalam manajerial.
Tidak kompeten
atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor
penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.
- Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan.
- Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik, faktor yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas. Mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan memelihara aliran kas menyebabkan operasional perusahan dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar.
Beberapa contoh usaha
kewirausahaan kuliner Indonesia di mancanegara :
- Nelayan
restourant,
di Swanston street
di Swanston street
-Sumatra Restaurant,
di Jeddah Syarafiyah Khalid Bin Walid Street (Computer Street)
di Jeddah Syarafiyah Khalid Bin Walid Street (Computer Street)
-Restoran Sari Raya,
di Toyota-shi, Jepang,
di Toyota-shi, Jepang,
Riverside Indonesian Restaurant,
di 30 Merchant Road, Riverside Point [berlawanan arah, bisa dari MRT Station Clark Quay], Singapura
di 30 Merchant Road, Riverside Point [berlawanan arah, bisa dari MRT Station Clark Quay], Singapura
BAB III
Penutup
Kesimpulan
Anak didik juga perlu diajarkan tentang ketidakpastian dan
risiko dalam dunia usaha. Jiwa kewirausahaan harus dibangun sejak dini dari
keluarga. Sayangnya, hingga kini masih banyak orangtua yang ingin agar anaknya
bekerja kantoran. Padahal kewirausahaan dapat dipelajari melalui sistem
manajemen strategi. Pemerintah juga berharap pendidikan kewirausahaan mendapat
perhatian khusus dari pemerintah agar bisa lahir wirausaha-wirausaha yang
tangguh. , pengusaha perlu turun ke dunia pendidikan untuk menuturkan langsung
pengalamannya agar mendapat keunggulan dari praktik kewirausahaan di lapangan. Lalu
Seorang wirausahawan harus memiliki ide-ide baru yang dihasilkan dari suatu
kreativitas. Kewirausahaan dalam
suatu lingkungan dapat bermanfaat baik jika mempertahankan visi dan misi menjalankan sebuah usaha.
Demikian makalah ini dibuat, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar